visitor

Jumat, 16 Desember 2011

Cara Malaikat Maut Mencabut Nyawa Secara Massal..


Sebagian Para Nabi berkata kepada Malaikat pencabut Nyawa :
“Tidakkah Kau memberikan Aba-aba atau peringatan kepada Manusia bahwa kau datang sebagai malaikat pencabut nyawa sehingga mereka akan lebih hati-hati?”
Malaikat itu menjawab.
“Demi Allah, aku sudah memberikan aba-aba dan tanda-tandamu yang sangat banyak berupa penyakit, uban, kurang pendengaran, penglihatan mulai tidak jelas (terutama ketika sudah tua).

Semua itu adalah peringatan bahwa sebentar lagi aku akan menjemputnya. Apabila setelah datang aba-aba tadi ia tidak segera bertobat dan tidak mempersiapkan bekal yang cukup, maka aku akan serukan kepadanya ketika aku cabut nyawanya:
“Bukan kah aku telah memberimu banyak aba-aba dan peringatan bahwa aku sebentar lagi akan datang? Ketahuilah, aku adalah peringatan terakhir, setelah ini tidak akan datang peringatan lainnya " (HR. Imam Qurthubi)

Beginilah cara kerja Malaikat Maut

Nabi Ibrahim as. pernah bertanya kepada Malaikat maut yang mempunya dua mata diwajahnya dan dua lagi tengkuknya.  
“Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang kau lakukan seandainya ada dua orang yang meninggal diwaktu yang sama; yang satu berada di ujung timur yang satu berada diujung barat, serta ditempat lain tersebar penyakit yang mematikan dan dua ekor bintang melata pun akan mati?”

Malaikat pencabut nyawa berkata:
” Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah, sehingga semuanya berada diantara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku “(HR abu Nu’aim)

Ternyata Orang Mati Mendengar Tapi Tidak Bisa Menjawab

Rasullullah SAW memerintahkan agar mayat-mayat orang kafir yang tewas pada perang badar dilemparkan ke sebuah sumur tua. Kemudian beliau mendatanginya dan berdiri di hadapannya. Setelah itu, beliau memanggil nama mereka satu-satu:
“Wahai fulan bin fulan, fulan bin fulan, apakah kalian mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kalian untuk kaliab betul-betul ada? Ketahuilah sesungguhnya aku mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhanku itu benar-benar ada dan terbukti.”

Umar lalu bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasul, mengapa engkau mengajak bicara orang-orang yang sudah menjadi mayat?”

Rasulullah menjawab. "Demi Tuhan yang mengutusku dengan kebenaran, kalian memang tidak mendengar jawaban mereka atas apa yang tadi aku ucapkan, Tapi ketahuilah, mereka mendengarnya, hanya saja tidak dapat menjawab” (HR Bukhari Muslim)
sumber: danish56.blogspot.com

Senin, 12 Desember 2011

Mengapa Kita Butuh Mimpi Dalam Tidur?

Orang mengatakan waktu dapat menyembuhkan semua luka. Itu ternyata ada benarnya. Riset terbaru dari University of California, Berkeley, mengindikasikan bahwa lamanya waktu bermimpi ketika tidur dapat mengatasi penderitaan yang menyakitkan.

http://image.tempointeraktif.com/?id=63871&width=475

Peneliti UC Berkeley menemukan bahwa, selama fase mimpi dalam tidur, atau tidur rapid eye movement (REM), yaitu ketika bola mata bergerak cepat saat tidur, zat kimia stres dipadamkan dan otak memproses pengalaman emosional dan mengikis memori yang menyakitkan.

Temuan ini menawarkan sebuah penjelasan yang menarik soal mengapa orang yang menderita kelainan stres pasca-kejadian traumatis, seperti veteran perang, menemui kesulitan untuk pulih dari pengalaman yang membuatnya tertekan dan berulang kali dihantui mimpi buruk. Penelitian ini juga menawarkan jawaban mengapa kita bermimpi.

"Tahap mimpi tidur, berdasarkan komposisi neurokimianya yang unik, memberikan semacam terapi sepanjang malam, sejenis balsam menenangkan yang membuang semua hal yang tajam dari pengalaman emosional pada hari sebelumnya," kata Matthew Walker, dosen psikologi dan neuroscience di universitas itu yang terlibat dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.

Bagi penderita stres pasca-peristiwa traumatis, terapi malam ini mungkin tidak bekerja secara efektif. "Sehingga ketika kilas balik, misalnya dipicu oleh ban mobil meletus, mereka mengalami kembali seluruh pengalaman mengerikan itu karena emosinya tidak disingkirkan dari memori dengan benar selama tidur," kata Walker.

Hasil studi ini menawarkan berbagai informasi tentang fungsi emosional tidur REM, yang biasanya mencakup 20 persen dari waktu tidur seorang manusia sehat.

Studi otak sebelumnya mengindikasikan bahwa pola tidur sehat itu tidak berjalan sebagaimana mestinya pada orang yang menderita kelainan seperti trauma dan depresi.
sumber : apakabardunia.com

Tikus Sebenarnya Baik Hati dan Pemurah

Tikus identik dengan pengkhianat cinta. Namun sebenarnya, menurut para peneliti, mereka benar-benar baik dan murah hati.

Dalam sebuah penelitian, ilmuwan Universitas Chicago menempatkan tikus-tikus berpasangan sehingga mereka harus saling mengenal.

http://i800.photobucket.com/albums/yy286/cakefever/tr3/rat.png

Ketika kemudian satu tikus ditempatkan di tabung transparan dalam kandang, tikus kedua terlihat tertekan sampai berhasil membebaskan tikus yang pertama.

Yang mengherankan, tidak hanya membantu teman di kandang yang dalam kesulitan, mereka juga tanpa pamrih berbagi. Yang juga mengherankan, tikus betina terlihat lebih peduli daripada jantan.

Selama percobaan, para ilmuwan menemukan bahwa tikus yang berkeliaran gelisah melihat temannya terperangkap dan menurut para ilmuwan, tikus itu memperlihatkan bentuk sederhana dari empati.

Binatang yang bebas pergi lebih jauh, belajar bagaimana membuka pintu tabung, tanpa diajari, dan membebaskan pasangannya.

http://www.penyuluhpertanian.com/wp-content/uploads/2011/10/tikus.png

Hal ini, kata peneliti, merupakan bentuk yang lebih kompleks dari empati. Banyak tikus mengulangi pola itu, menurut laporan jurnal Science.

"Kami tidak melatih tikus-tikus ini dengan cara apa pun. Tikus ini belajar karena mereka termotivasi oleh sesuatu secara internal," kata Inbal Ben-Ami Bartal.

"Kami tidak mengajarkan mereka bagaimana membuka pintu. Sulit untuk membuka pintu, tapi mereka terus mencoba dan mencoba dan akhirnya berhasil."

Dalam penelitian lebih lanjut, tikus memiliki sedikit ketertarikan atau tidak tertarik melepaskan mainan boneka yang terjebak dalam tabung, tetapi mereka membebaskan tikus hidup, bahkan ketika tidak diizinkan untuk bermain dengan tikus itu setelah bebas.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1365532.jpg

Ini, kata para peneliti, menunjukkan bahwa motivasi tikus pembebas adalah untuk menghilangkan penderitaan hewan-hewan terperangkap.

Dalam percobaan terakhir, peneliti melihat sikap tikus ketika diberikan pilihan melakukan penyelamatan atau makan cokelat.

Hewan itu sering lebih memilih untuk menyelesaikan penyelamatan sebelum menyelipkan dan berbagi cokelat mereka dengan teman mereka.

"Itu sangat menarik. Menunjukkan kepada kita bahwa pada dasarnya membantu pasangan mereka setara dengan cokelat. Kami terkejut," kata Peggy Mason.

Hasil penelitian juga mengisyaratkan tikus betina lebih mungkin untuk melakukan upaya penyelamatan yang mungkin mencerminkan pentingnya empati dalam keibuan.

Tim peneliti mengatakan bahwa bertindak dari empati jelas bukanlah keunikan manusia saja dan menyarankan kita mungkin bisa belajar satu atau dua hal dari tikus yang rendah hati itu.

Profesor Mason mengatakan, "Ketika kita bertindak tanpa empati, kita bertindak melawan warisan biologis kita."

"Jika manusia mau mendengar dan bertindak pada warisan biologis mereka lebih sering, kita akan lebih baik."
sumber : apakabardunia.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

connect with us

Archives

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews