Dibalik bau yang ditimbulkan jengkol, ternyata terkandung manfaat yang
berguna bagi kesehatan. Ini hanya masukan saja, bukan doktrin yang
mengharuskan Anda untuk percaya dan mengikuti agar mengkonsumsi jengkol
pula, tapi hanya sekedar Anda tahu bahwa ada khasiat dibalik sayuran
polong berbau ini.
Jengkol atau jering dalam bahasa latin Pithecollobium Jiringa atau
Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara,
termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di
wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi ±100 ton. Jengkol termasuk
tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng
berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan
warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap
setelah diolah dan diproses oleh pencernaan.
Kenapa Jengkol itu punya bau yang menusuk ??? Tidak jauh dari penyebab
kenapa petai bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino
yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh
asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau
terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan
menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh
sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah
gas H2S yang terkenal sangat bau.
Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu,
terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan,
meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi
bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian
baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang
dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang
sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu
ketenangan orang lain.
Kaya zat gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat,
protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri,
steroid, glikosida, tanin, dan saponin.
Kandungan vitamin C pada 100 gram biji jengkol adalah 80 mg, sedangkan
angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita
dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa.
Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai fungsi yang melibatkan
respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya
dimengerti.
Di antara peran vitamin Cadalah: (1) oksidasi fenilalanin menjadi
tirosin, (2) reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan,
sehingga besi lebih mudah untuk diserap, (3) melepaskan besi dari
transferrin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam ferritin
(simpanan besi) jaringan, (4) pengubahan asam folat menjadi bentuk yang
aktif, yaitu asam folinat, serta (5) berperan dalam pembentukan hormon
steroid dari kolesterol.
Tinggi Kalsium
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g
bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal
sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g.
Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk
membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun
enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut
zat pembangun.
Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein membantu otak
bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi anak-anak, protein
sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Pada orang
dewasa, apabila terjadi luka memar dan sebagainya, protein dapat
membangun kembali sel-sel yang rusak.
Jengkol cukup kaya akan zat best, yaitu 4,7 g per 100 g. Kekurangan zat
besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami
anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang
bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi,
serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan
bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut,
lidah sulit menelan.
Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah
yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam
tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme,
suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.
Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan
kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur
proses biologis dalam tubuh.
Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi
pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara
kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa
adalah 800 mg per hari.
Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk
pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran
energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari
mengonsumsi jengkol. Namun, konsumsi jengkol dapat memberikan efek bau
tak sedap, baik
pada saat bernapas maupun pada saat buang air besar dan air kecil.
Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus
buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar gula darah yang besar
sehingga baik untuk penderita diabetes.
Bagi Anda yang sama sekali belum pernah mengkonsumsi jengkol mungkin
tidak terlalu menganggap penting dan peduli, tapi bagi Anda pernah makan
atau bahkan penggemar buah polong ini, nampaknya Anda perlu mengetahui
manfaatnya.
Cara mengurangi bau jengkol
1. Rendam jengkol beberapa saat sebelum memasaknya
2. Jika ingin kandungan bau agak berkurang, memarkan jengkol setelah direbus setengah matang, dan
rendam kembali agar kandungan bau berkurang.
3. Makan timun setelah Anda makan jengkol
4. Banyak-banyak minum air putih
Manfaat dan kerugian makan Petai dan Jengkol
6 Januari 2010
Petai yang dikenal dengan nama latin Parkia speciosa memang ada yang
mengatakan bahaya bagi penderita ginjal, dan ada juga yang mengatakan
baik untuk ginjal. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan, karena
kedua statement ini benar. Tidak ada yang salah. Hanya perlu ditambahkan
bahwa dalam mengkonsumsi petai harus juga dilandasi dengan “jalan
tengah” yaitu tidak berlebihan.
Petai berbahaya bagi ginjal, karena banyak mengandung asam amino. Dan
hal ini juga yang menyebabkan aroma yang tidak sedap pada urine. Karena
asam amino kaya akan unsur Nitrogen dan unsur Sulfur yang akan diubah
menjadi gas menjadi Amoniak (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) (yang
menyebabkan kentut bau)
Seperti yang kita ketahui, asam amino ini merupakan komponen penting
dalam penyusunan protein. tetapi bila dalam jumlah banyak maka akan
dibuang melalui ginjal, dan akibatnya protein yang berat molekulnya
besar akan merusak saringan pada ginjal, dan akibatnya akan ditemukan
protein dalam urine. Gejala ini dinamakan proteinuria
Sedangkan manfaat petai bagi ginjal juga ada, karena petai ini juga
mengandung anti oksidan yang baik. Dan kita tahu bahwa yang berfungsi
untuk membersihkan darah adalah hati dan ginjal. Sedangkan darah kita
akibat lingkungan yang kotor / makanan yang tidak sehat banyak sekali
mengandung radikal bebas. Dan untuk menangkal radikal bebas dibutuhkan
antioksidan.
Selain itu, karena petai mengandung asam amino salah satunya adalah
triptofan, dalam tubuh akan diubah menjadi serotonin yang akan
menurunkan tingkat stress dan membuat diri lebih tenang
Mengenai jengkol atau dikenal dengan Archidendron jiringa (atau dikenal juga dengan nama jering / jariang bahasa Minangnya).
Jengkol ini ada khasiat diuretik yaitu memperbanyak buang air sehingga
ada gunanya bagi penderita jantung (bagi yang mengkonsumsi Furosemid /
Lasix (r)).
Tetapi bila makannya kebanyakan juga berbahaya bagi tubuh, karena
jengkol ini juga mengandung asam jengkolat yang bentuknya kristal dan
tidak larut air dalam suasana asam. Karena tidak larut air dan bentuknya
kristal, dikhawatirkan dalam merusak saringan ginjal.
Jadi bagi yang ingin memakai petai / jengkol ya silakan saja, tidak
perlu malu. Namun batasi dan jangan berlebihan dalam mengkonsumsinya.
Semoga bermanfaat
sumber :
faktabukanopini.blogspot.com