Spoiler for Sekilas tentang Kaum Tsamud:
Tsamūd
(Arab:ثمود, Inggris Thamūd, Thamoud) adalah salah seorang yang bernama
lengkap Tsamūd bin Amid bin Iram, namanya kemudian dinisbatkan sebagai
pendiri klan sebuah kaum (suku bangsa).
Kaum Tsamūd, suku yang membangun bangunan pada bukit-bukit cadas, suku ini adalah penerus dari Nabath. Nama lain dari Kaum Tsamūd adalah Ashab al-Hijr (Penduduk Al-Hijr).
Bertempat di Madain Salleh (lebih kurang 400km utara Madinah, Arab Saudi)
Gunung-gunung batu tersebut dibentuk kaum Tsamud menjadi istana, rumah, dan kuburan para petinggi kaum. Pahatan ukiran dan ornamennya sangat halus dan indah, menakjubkan. Wilayah kekuasaan kaum Tsamud membentang hingga ke wilayah Petra (Yordania). Bedanya, Petra sudah dijadikan komoditi parawisata inti Yordania selain Laut Mati. Sedangkan Mada’en Shaleh masih menjadi perdebatan antara kepentingan dinas pariwisata Saudi yang mulai mengangkat Mada’en Shaleh sebagai komoditi pariwisata, dengan para ulama yang berpendapat bahwa tempat tersebut adalah situs peninggalan “kaum terlaknat,” sehingga umat Islam diharamkan untuk menziarahinya.
Kaum Tsamūd, suku yang membangun bangunan pada bukit-bukit cadas, suku ini adalah penerus dari Nabath. Nama lain dari Kaum Tsamūd adalah Ashab al-Hijr (Penduduk Al-Hijr).
Bertempat di Madain Salleh (lebih kurang 400km utara Madinah, Arab Saudi)
Gunung-gunung batu tersebut dibentuk kaum Tsamud menjadi istana, rumah, dan kuburan para petinggi kaum. Pahatan ukiran dan ornamennya sangat halus dan indah, menakjubkan. Wilayah kekuasaan kaum Tsamud membentang hingga ke wilayah Petra (Yordania). Bedanya, Petra sudah dijadikan komoditi parawisata inti Yordania selain Laut Mati. Sedangkan Mada’en Shaleh masih menjadi perdebatan antara kepentingan dinas pariwisata Saudi yang mulai mengangkat Mada’en Shaleh sebagai komoditi pariwisata, dengan para ulama yang berpendapat bahwa tempat tersebut adalah situs peninggalan “kaum terlaknat,” sehingga umat Islam diharamkan untuk menziarahinya.
Spoiler for Sekilas tentang Kisah Kaum Tsamud:
Dikisahkan
dalam Al-Qur’an, pada zamannya, kaum Tsamud memiliki keahlian
arsitektur luar biasa. Nabi Shaleh, nabi kelima dari 25 nabi dan rasul
yang tertulis, diutus Allah SWT, mengajak mereka untuk bertauhid.
Namun, kaum Tsamud tidak menerima Nabi Shaleh begitu saja. Mereka minta
ditunjukkan satu mukjizat sebagai bukti bahwa Shaleh adalah utusan
Allah. Tak Cuma itu. Di luar batas kewajaran manusia, mereka minta
seekor unta betina keluar dari celah bebatuan. Nabi Shaleh pun berdoa
meminta kepada Yang Maha Kuasa. Doanya dikabulkan, dan keluarlah seekor
unta betina dari celah bebatuan. Ia lalu berpesan kepada umatnya,
jangan sampai menyakiti unta tersebut, apalagi membunuhnya. Azab Allah
akan menyapu bersih, kalau sampai unta tersebut dibunuh. Kaum Tsamud
akhirnya sepakat menjadi umat Nabi Shaleh.
Seiring perjalanan waktu, salah seorang umatnya kemudian mengingkari dan nekad membunuh unta tersebut. Menurut riwayat, konon sang pembunuh adalah utusan bersama para petinggi kaum yang diiming-imingi hadiah seorang wanita cantik. Nabi Shaleh marah luar biasa. Ia tahu, azab Allah tidak lama lagi akan datang dan membumi hanguskan kaumnya. Karena, “mukjizat unta” hanyalah simbol kepatuhan kaum Tsamud kepada Allah.
Setelah kejadian tersebut, kaum Tsamud masih menantang Nabi Shaleh, karena ternyata azab tidak kunjung datang melanda mereka. Maka, tidak lama berselang, murka Allah pun datang. Angin puting beliung dengan suhu udara yang sangat dingin menyelimuti hari-hari kaum Tsamud, diiringi gempa dahsyat. Akhirnya, kaum Tsamud tenggelam ditelan bumi. Yang tertinggal hanya beberapa rumah dan istana gunung batu sebagai hasil karya besar mereka.
Seiring perjalanan waktu, salah seorang umatnya kemudian mengingkari dan nekad membunuh unta tersebut. Menurut riwayat, konon sang pembunuh adalah utusan bersama para petinggi kaum yang diiming-imingi hadiah seorang wanita cantik. Nabi Shaleh marah luar biasa. Ia tahu, azab Allah tidak lama lagi akan datang dan membumi hanguskan kaumnya. Karena, “mukjizat unta” hanyalah simbol kepatuhan kaum Tsamud kepada Allah.
Setelah kejadian tersebut, kaum Tsamud masih menantang Nabi Shaleh, karena ternyata azab tidak kunjung datang melanda mereka. Maka, tidak lama berselang, murka Allah pun datang. Angin puting beliung dengan suhu udara yang sangat dingin menyelimuti hari-hari kaum Tsamud, diiringi gempa dahsyat. Akhirnya, kaum Tsamud tenggelam ditelan bumi. Yang tertinggal hanya beberapa rumah dan istana gunung batu sebagai hasil karya besar mereka.
Spoiler for Tsamud:
Tempat tinggal bangsa Tsamud terbuat dari batu cadas yang dipahat kedalam tebing di Madain Shaleh
Spoiler for Tsamud:
Rumah ibadat mereka
Spoiler for Tsamud:
Ruang bagian dalam tempat tinggal kaum Tsamud
Spoiler for Tsamud:
pasar kaum tsamud
Spoiler for Tsamud:
Lubang tersebut dikatakan tempat unta keluar semasa zaman nabi Soleh
Spoiler for Tsamud:
tempat simpanan air
Spoiler for Tsamud:
Spoiler for Tsamud:
Spoiler for Tsamud:
Spoiler for Tsamud:
Spoiler for Tsamud:
0 komentar:
Posting Komentar
setelah baca, jangan lupa komentar ya.....