PENGEBOR DI ALAM
Pada gambar di atas terlihat sebuah rancangan terperinci dari seluruh bagian perangkat pengangkutan pada tumbuhan. Akar membawa air yang diserapnya dari tanah ke lingkaran tengah akar. Melalui lingkaran ini, air memasuki jaringan pembuluh pada batang. Melalui jaringan pembuluh, air dan zat-zat makanan melakukan perjalanan di dalam batang sejauh bermeter-meter ke atas, tanpa henti, sampai ke dedaunan yang paling ujung. Jaringan pembuluh tersebut, yang bermula dari akar dan merambah jauh hingga dedaunan, tidak diragukan lagi merupakan hasil perancangan mahahebat. Perancangan ini, tanpa keraguan, adalah milik Allah, Pencipta segalanya. |
Agar terus bertahan hidup, tumbuhan
perlu melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Untuk
keperluan itu pula, tumbuhan memerlukan air dan aneka mineral yang
diambilnya dari tanah. Agar mampu melakukan pekerjaan ini, tumbuhan
memerlukan akar yang mengebor di dalam tanah. Tugas akar adalah untuk
menyebar dengan sangat cepat di dalam tanah menyerupai sebuah jaring,
dan menyedot air serta beragam mineral. Kendatipun rancang-bangunnya
yang lembut, akar juga memungkinkan tumbuhan seberat berton-ton untuk
tetap berdiri tegak dan menancapkan diri ke dalam tanah. Kemampuan akar
mencengkeram tanah inilah yang terpenting. Sebab hal ini mencegah
longsornya tanah dan terkikisnya lapisan atas tanah yang subur oleh air
hujan, serta dampak-dampak lain yang dapat berpengaruh buruk bagi
kehidupan manusia.
Akar tidak memerlukan peralatan tambahan
dari luar untuk semua tugas ini. Akar tidak mempunyai mesin guna
membangkitkan daya untuk memulai proses penyedotan air. Tak ada pula
perlengkapan apa pun untuk memompa air dan mineral ke batang, yang
jaraknya bermeter-meter. Tapi akar dapat menyebar meliputi suatu wilayah
luas dan menyedot air. Lalu, bagaimana akar melakukan itu?
‘Meminum’ sekitar 800 gelas per hari
Sebatang pohon Maple merah biasa yang
tumbuh di iklim lembab dapat kehilangan hingga 200 liter air per hari,
atau kira-kira sama dengan 800 gelas air minum per hari. Ini
menggambarkan kehilangan besar yang diderita pohon itu, karena air
sangat diperlukan untuk hidupnya. Air ini harus tergantikan sesegera
mungkin agar tumbuhan terus bertahan hidup. Berkat seperangkat akar
tumbuhan yang sempurna, setiap tetesan air yang menguap dapat
tergantikan dengan segera.
Akar, yang menyebar ke kedalaman tanah,
mengirimkan air dan mineral yang dibutuhkan tumbuhan ke bagian atas
hingga mencapai dedaunan, setelah melewati batang dan cabang-cabangnya.
Pengambilan air dari dalam tanah oleh akar sangat menyerupai teknik
pengeboran. Ujung-ujung akar terus-menerus mencari air di kedalaman
tanah sampai menemukannya. Air ini lalu memasuki akar dengan menembus
suatu lapisan tipis selaput luar akar dan sel-sel pembuluh halusnya
(sel-sel kapiler). Air kemudian melewati sel-sel tersebut hingga sampai
di jaringan batang. Dari sana, air diangkut ke setiap bagian tumbuhan
Proses yang dilakukan tumbuhan
sedemikian sempurna ini sungguh merupakan sesuatu yang amat rumit.
Sehingga, rahasia dari perangkat tersebut masih tidak sepenuhnya
diketahui, bahkan di zaman berteknologi antariksa kini. Keberadaan
perangkat semacam “tangki tekanan” ini ditemukan pada pepohonan sekitar
200 tahun lalu. Sekalipun begitu, belum ada hukum yang ditemukan untuk
menjelaskan secara pasti bagaimana sesungguhnya pergerakan air yang
melawan gaya berat ini terjadi. Segala yang dapat dilakukan ilmuwan
seputar bahasan ini hanyalah mengemukakan sejumlah teori yang berkaitan
dengan cara kerja tumbuhan tersebut. Bahkan, apa yang telah
diperlihatkan dalam berbagai percobaan seputar bidang ini, diyakini
kebenarannya sampai taraf tertentu saja. Hasil dari semua usaha para
ilmuwan ini adalah pengakuan akan kesempurnaan perangkat tangki tekanan
tersebut. Teknologi semacam itu, yang terbungkus dalam suatu ruang kecil
dalam tubuh tumbuhan, hanyalah satu di antara bukti-bukti kecerdasan
tanpa tanding sang perancang perangkat tersebut. Perangkat pengangkutan
air pada pepohonan, dan segala sesuatu lainnya di alam semesta,
diciptakan oleh Allah. Dialah Pencipta Mahasempurna
Perangkat Penyeimbang Tekanan
Gambar di atas memperlihatkan rancang-bangun umum dari sebuah ujung akar yang sedang tumbuh, dan penampakan dekat dari rambut-rambut akar yang berada tepat di belakang ujungnya. |
Ketika tekanan dari bagian dalam sel-sel
akar lebih rendah dari tekanan di luar, tumbuhan memasukkan air dari
luar. Dengan perkataan lain, sel-sel akar mengambil air dari luar tidak
setiap saat dan terus-menerus, melainkan hanya ketika sel-sel tersebut
memerlukannya. Penentu terpenting yang memunculkan keadaan ini adalah
besarnya tekanan yang dihasilkan oleh air di dalam akar. Tekanan ini
harus diseimbangkan dengan tekanan di luar. Agar hal ini terjadi,
tumbuhan harus mengambil air dari luar ketika tekanan di dalam mengalami
penurunan. Tatkala hal sebaliknya terjadi, yaitu ketika tekanan di
dalam lebih tinggi daripada di luar, tumbuhan mengeluarkan air dari
dalam dirinya melalui dedaunannya (bukan melalui akarnya) dengan cara
penguapan untuk menjadikan tekanan itu seimbang kembali.
Jika kadar air dalam tanah sedikit lebih
tinggi daripada biasanya, tumbuhan akan terus menyerap air, sebab
tekanan luar lebih tinggi. Akibatnya, cepat atau lambat hal ini akan
merusak tumbuhan tersebut. Sebaliknya, jika sedikit kadar air dalam
tanah lebih rendah, sel tumbuhan takkan pernah mampu menyedot air dari
luar karena tekanan luar yang rendah. Tumbuhan bahkan harus mengeluarkan
air untuk menjaga keseimbangan tekanan. Masing-masing dari kedua hal
yang disebut terakhir ini dapat menjadikan tumbuhan kering dan mati
Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa
akar tumbuhan memiliki cara-kerja pengendali keseimbangan yang
memungkinkannya mengatur tingkat tekanan yang diperlukan pada saat yang
tepat; tidak lebih atau kurang. Manusia memerlukan pengetahuan di bidang
fisika, kimia dan teknik untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ini
berarti ada kecerdasan yang mengungguli kemampuan otak manusia di balik
kemampuan hebat tumbuhan ini, yang tak mungkin berasal dari tumbuhan itu
sendiri. Sebab, tumbuhan adalah makhluk tak berakal dan tidak mampu
berkarya dengan kehendak dan nalarnya. Ini semua memperlihatkan kita
akan Pencipta tumbuhan beserta perangkat akarnya yang sempurna. Dialah
Allah, sebaik-baik Pencipta.
MEMILIKI BANYAK PERAN
Mari kita bayangkan bahwa mineral-mineral yang tampak pada gambar diletakkan di depan kita dan kita diminta untuk memilih mana di antaranya yang diperlukan untuk tubuh kita. Mustahil bagi siapa pun yang tidak terlatih secara khusus di bidang terkait, untuk melakukan hal ini. Padahal, tumbuhan telah memilih dan menggunakan hanya unsur-unsur yang diperlukannya dari semua unsur yang ada dalam tanah selama berjuta-juta tahun. Tentu saja, Allahlah, Penciptanya, yang memungkinkan tumbuhan melakukan proses ini, yang mustahil dilakukan manusia. |
Mineral-mineral terdapat dalam tanah
dalam bentuk ion, yakni zat berupa senyawa atau unsur yang bermuatan
listrik positif atau negatif. Sel-sel pada akar tumbuhan memilih ion-ion
tertentu dari dalam tanah untuk digunakan dalam reaksi-reaksi
biokimiawi sel. Sel-sel tumbuhan dapat dengan mudah memasukkan ion-ion
ini ke dalam dirinya, meskipun kadar sejumlah ion di dalam sel tumbuhan
seribu kali lebih besar daripada kadarnya yang terlarut dalam tanah.
Jadi, ini adalah proses yang paling penting. Mengapa demikian?
Pada keadaan biasa, perpindahan zat-zat
akan terjadi dari tempat dengan kadar zat-zat lebih tinggi ke tempat
yang kadarnya lebih rendah. Tetapi sebagaimana yang kita ketahui,
sebaliknyalah yang justru terjadi pada penyerapan ion-ion dari tanah
oleh tumbuhan melalui akar. Karenanya, rangkaian peristiwa ini
memerlukan sejumlah energi yang besar. Ini ibarat memindahkan sebuah
bola dari jalan yang menanjak curam. Bola dapat berpindah dari bagian
puncak tanjakan ke bagian bawah yang lebih rendah dengan menggelinding,
tanpa perlu energi atau tenaga untuk menggelindingkan atau menendangnya.
Sebaliknya, perlu tenaga untuk menggelindingkan bola dari bagian bawah
ke bagian puncak tanjakan jalan yang lebih tinggi.
Sedikitnya ada dua hal yang mempengaruhi
berpindahnya ion-ion melalui membran (selaput luar pembungkus) sel
tumbuhan: (1). kemampuan membran melewatkan zat-zat ke dalam dan ke luar
sel, dan (2). kadar ion-ion di dalam dan di luar sel.
Bukan Keahlian Biasa
Mari kita mengkaji dua hal ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait. Apakah arti sesungguhnya dari “tumbuhan memilih unsur tertentu yang dibutuhkan dalam tanah di antara beragam unsur yang ada?” Pertama, mari kita cermati istilah “yang dibutuhkan”
di atas. Sebuah sel akar harus mengetahui semua unsur pada tumbuhan,
satu demi satu, untuk memahami dan dapat memenuhi kebutuhannya akan
unsur-unsur tersebut. Di antara semua unsur yang diketahuinya itu, sel
akar ini harus memastikan unsur mana yang kurang di seluruh bagian tubuh
tumbuhan dan menjadikannya sebagai kebutuhan yang
harus dipenuhi. Mari kita ajukan sebuah pertanyaan lain. Bagaimanakah
sebuah unsur dikenali? Jika tanah tidak dalam keadaan murni, dengan kata
lain jika terdapat unsur-unsur lain yang tercampur di dalamnya, apa
yang harus dilakukan untuk membedakan satu unsur dari semua unsur
lainnya?
Apakah mungkin bagi seorang manusia
berakal untuk mengenali dan memberitahukan masing-masing unsur seperti
besi, kalsium, magnesium dan fosfor jika semuanya diletakkan di
hadapannya dalam keadaan tercampur? Bagaimanakah ia dapat membedakannya?
Jika telah dilatih secara khusus untuk melakukan hal itu, mungkin ia
dapat mengenali beberapa di antaranya. Namun, mustahil baginya
menentukan selebihnya. Jadi, bagaimanakah tumbuhan yang tidak memiliki
kecerdasan membedakannya? Atau, bagaimana tumbuhan mampu mengetahui
sendiri unsur-unsur, dan menemukan yang paling bermanfaat bagi dirinya?
Mungkinkah serangkaian peristiwa semacam itu dilakukan dengan baik,
setiap saat, tanpa kesalahan sedikit pun, selama jutaan tahun, tanpa
suatu kesengajaan? Untuk memikirkan semua pertanyaan ini – yang
jawabannya adalah ” Mustahil!” – secara lebih terperinci dan mendalam,
mari kita teliti kemampuan-memilih seperti apakah yang dimiliki akar,
dan apa yang terjadi di saat memilih.
Mari kita uji pengetahuan kimia kita
mengenai unsur dan mineral yang mewujud dalam banyak bentuk di alam. Di
manakah unsur dan mineral ditemukan? Bagaimanakah zat-zat dikelompokkan
ke dalam golongannya masing-masing? Perbedaan apa saja yang ada di
antara zat-zat tersebut? Percobaan atau pengamatan apakah yang
diperlukan untuk mengetahui masing-masing zat itu? Dapatkah hasil
tercepat diketahui melalui cara kimiawi atau fisika dalam
percobaan-percobaan tersebut? Jika kita melihat sesuatu dari sudut
pandang ilmu fisika, dapatkah kita membuat suatu pengelompokan yang
sesuai untuk unsur-unsur ini jika diletakkan di atas meja di depan kita?
Dapatkah kita membedakan mineral-mineral berdasarkan warna atau
bentuknya?
Kita bisa terus mengajukan pertanyaan.
Dan jawaban bagi semua pertanyaan di atas kurang lebih sama. Kecuali
jika seseorang ahli di bidang tersebut, pengetahuan terbatas atau
tak-memadai yang didapatkan dari sekolah atau universitas takkan
menjadikan seseorang mampu melakukannya. Ini memerlukan lebih dari
sekedar keahlian biasa. Untuk mengetahui taraf pengetahuan kita tentang
mineral, sekarang marilah kita ambil contoh dari tubuh manusia
Keseluruhannya ada tiga kilogram mineral
dalam tubuh kita. Sebagian di antaranya sangat penting bagi kesehatan
kita, dan semuanya tersedia dalam jumlah sesuai keperluan. Sebagai
contoh, jika kita tidak punya zat kapur (kalsium) dalam tubuh kita, maka
gigi dan tulang kita akan kehilangan sifat kerasnya. Jika tidak ada zat
besi, maka oksigen tidak dapat menjangkau jaringan-jaringan tubuh kita,
sebab kita tidak akan mempunyai hemoglobin yang berperan mengikat
oksigen. Jika tubuh kita tidak memiliki potasium (kalium) dan sodium
(natrium), sel-sel kita akan kehilangan muatan-muatan listriknya dan
kita akan cepat mengalami penuaan.
Memilih 16 Unsur Saja
Mineral-mineral berada di dalam tanah,
sebagaimana dalam tubuh manusia. Jumlah, kegunaan, dan wujud mineral
saat ditemukan di dalam tanah semuanya berbeda, dan banyak makhluk hidup
menggunakan mineral ini. Pada tumbuhan, misalnya, sejumlah perangkat
telah terpasang guna memungkinkan tumbuhan dengan mudah mengambil
unsur-unsur yang diperlukannya dari dalam tanah. Karena terdapat cara
penggunaan yang beraneka terhadap unsur-unsur ini pada tubuh tumbuhan,
semua unsur harus menuju bagian-bagian tumbuhan yang berlainan setelah
diserap dari dalam tanah. Semua unsur ini mempunyai beragam tugas.
Agar dapat hidup sehat, tumbuhan
memerlukan unsur-unsur utama seperti nitrogen, fosfor, kalium, zat
kapur, magnesium dan belerang. Tumbuhan dapat mengambil kebanyakan unsur
ini secara langsung dari tanah, kecuali nitrogen yang memenuhi hampir
80% ruang atmosfer. Tetapi, nitrogen tidak dapat diperoleh atau “diikat”
secara langsung dari atmosfer oleh tumbuhan hijau. Tumbuhan memenuhi
kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah dengan menyerap zat tertentu yang
mengandung unsur nitrogen, yakni berupa zat nitrat yang merupakan hasil
olahan bakteri tanah.
Unsur-unsur lain juga diperlukan bagi
perkembangan tumbuhan yang sehat. Tetapi ini diperlukan dalam jumlah
sangat kecil. Kelompok ini meliputi besi, klorin, tembaga, mangan, seng,
molibdenum, dan boron.
Selain 13 mineral ini, tumbuhan juga
memerlukan 3 unsur yang merupakan bahan utama pembentuk tubuhnya, yakni
oksigen, hidrogen, dan karbon. Tumbuhan mendapatkan ketiga unsur
tersebut dari zat karbondioksida (yang mengandung unsur karbon dan
oksigen, CO2), oksigen, dan air (yang mengandung unsur hidrogen dan
oksigen, H2O) yang ada di atmosfer. Semua tumbuhan memerlukan
keseluruhan 16 unsur ini.
Jika unsur-unsur ini diserap dalam
jumlah yang terlalu besar atau terlampau kecil, berbagai ketidakwajaran
akan timbul pada tumbuhan. Sebagai contoh, terlalu banyak nitrogen dari
tanah menjadikan pertumbuhan yang rapuh, terutama pada suhu tinggi dan
pertumbuhan yang berair. Sebaliknya, terlalu sedikit nitrogen dapat
menyebabkan menguningnya warna tumbuhan, bercak-bercak merah dan ungu,
berkurangnya tunas samping, dan pertumbuhan menua. Kekurangan fosfor
berdampak pada pertumbuhan yang terhambat, pewarnaan coklat dan ungu
pada dedaunan sejumlah tumbuhan, batang pokok berukuran kecil,
berkurangnya pemekaran tunas samping, semakin sedikitnya dedaunan bagian
bawah dan perbungaan yang lebih sedikit. Fosfor adalah unsur amat
penting bagi pertumbuhan tumbuhan muda dan pembentukan biji. Singkatnya,
keberadaan ion-ion ini dan penyerapannya dari dalam tanah dengan jumlah
yang diperlukan, sangatlah penting bagi pertumbuhan tumbuhan sehat.
Penentu terpenting yang berperan dalam daur karbon dan nitrogen di lingkungan, sebagaimana dipaparkan dalam gambar di atas, tidak diragukan lagi adalah kehidupan tumbuhan. Nitrogen di udara tidak dapat diserap langsung oleh binatang dan manusia. Ketika nitrogen terpindahkan ke dalam tanah, dihasilkanlah zat amonia yang mengandung nitrogen. Zat amonia ini kemudian dioksidasi oleh bakteri tanah menjadi zat nitrat, dan dalam bentuk inilah nitrogen dapat diserap kembali oleh akar tumbuhan. Lalu manusia dan hewan memenuhi kebutuhan nitrogen mereka dengan memakan tetumbuhan. |
Apa yang akan terjadi bila tumbuhan
tidak memiliki kemampuan memilih ion ini? Apa yang akan terjadi jika
tumbuhan mengambil segala jenis mineral, tidak hanya yang mereka
butuhkan, atau mengambil terlalu banyak atau terlalu sedikit mineral?
Tidak ada keraguan bahwa pada peristiwa tersebut akan terjadi gangguan
membahayakan terhadap keseimbangan sempurna di bumi. Singkat kata,
keseimbangan kehidupan di bumi juga ditentukan oleh kemampuan akar
tumuhan dalam memilih ion dan segala zat yang diserapnya dari dalam
tanah. Ini mungkin tak terpikirkan oleh kita. Tapi demikianlah adanya,
kelangsungan kehidupan bersandar pada banyak penentu yang jumlahnya tak
terhitung yang saling terkait, yang semuanya di luar kehendak dan
kendali manusia. Allahlah yang mengatur semua ini, Dialah Pencipta
Mahasempurna segala sesuatu hingga rinciannya yang terkecil, termasuk
akar tumbuhan dengan segala kemampuannya yang mengagumkan.
TUMBUHAN DI RUANG ANGKASA
Lebih dari sekedar menyantapnya, pernahkah Anda berpikir, mengapa wortel tumbuh ke bawah menembus tanah? Mengapa wortel dan akar tumbuhan lain tidak tumbuh ke arah lain? |
Tatkalah mendengar akar tumbuhan, banyak
hal yang dapat kita tanyakan. Tentang bentuk hingga tugasnya, dari cara
tumbuh hingga zat-zat penyusunnya. Selain perannya sebagai pengokoh
tegaknya tumbuhan di atas permukaan bumi, penyerap air dan mineral dari
dalam tanah untuk dialirkan ke seluruh bagian tumbuhan di atasnya, akar
sejumlah tumbuhan berfungsi pula sebagai penyimpan cadangan makanan dan
alat perkembangbiakan. Wortel misalnya, termasuk akar berbentuk umbi
berwarna oranye yang sudah sangat dikenal orang sedunia. Kandungan gula,
vitamin, mineral serta aneka zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh manusia menjadikannya salah satu tumbuhan umbi yang paling banyak
dimakan orang sejagat. Meskipun begitu, berapa gelintirkah orang yang
pernah bertanya, mengapa umbi wortel tumbuh tegak lurus ke dalam tanah,
tidak ke samping atau ke atas?
Karena berfungsi pula sebagai akar,
wortel, dan juga akar tumbuhan lain, harus tumbuh menghujam ke dalam
tanah agar dapat mencapai sumber air dan mineral yang diperlukan
tumbuhan untuk hidup. Namun, pernahkah Anda bertanya, bagaimana tumbuhan
bisa mengetahui bahwa akarnya harus tumbuh mengarah ke bawah? Mengapa
akar tumbuhan selalu tumbuh tegak lurus ke arah bawah sedang batang dan
cabangnya ke arah atas? Mengapa tidak sebaliknya yang terjadi?
Jawaban atas pertanyaan di atas sudah
pernah dicoba dijelaskan sejak lebih dari 100 tahun lalu. Namun hingga
kini, penjelasan rinci tentang hal ini masih belum diketahui.
Ada rangsangan, ada tanggapan
Gerakan sadar yang kita lakukan biasanya
merupakan tanggapan atas rangsangan tertentu. Misalnya, kita merasa
lapar. Rasa lapar ini lalu mendorong kita melakukan tanggapan dengan
cara mengambil makanan dan memakannya hingga rasa lapar sirna. Demikian
halnya akar, sejak perkecambahan dimulai, akar pada akhirnya tumbuh
mengarah ke bawah, dan menembus tanah. Tanggapan oleh tumbuhan berupa
pertumbuhan yang terarah akibat rangsangan dari luar ini disebut sebagai
tropisme. Bergantung jenis rangsangannya, tropisme ini bisa dinamakan fototropisme
jika rangsangannya adalah sinar matahari, misalnya pertumbuhan batang
dan daun tumbuhan ke arah sinar matahari. Sulur tumbuhan merambat
seperti tanaman buah markisa atau pare (pariah) yang melilit pagar
merupakan bentuk tigmatropisme, yakni pertumbuhan
akibat rangsangan berupa sentuhan. Pertumbuhan akar ke arah bawah
ternyata dirangsang oleh adanya gaya tarik bumi (gravitasi), dan
diistilahkan dengangravitropisme.
|
Dengan mengambil pemisalan tentang rasa lapar di atas, maka:
1. Lapar disebut rangsangan yang dirasakan perut dan dikirim ke otak.
2. Pemberitahuan oleh otak untuk mengatasi rasa lapar dengan cara mengambil makanan dan memakannya disebut penyaluran dan penerjemahan pesan tentang lapar ini.
3. Pengambilan makanan dan kemudian memakannya disebut tanggapan.
2. Pemberitahuan oleh otak untuk mengatasi rasa lapar dengan cara mengambil makanan dan memakannya disebut penyaluran dan penerjemahan pesan tentang lapar ini.
3. Pengambilan makanan dan kemudian memakannya disebut tanggapan.
Hal yang sama berlaku pula bagi
gravitropisme pada akar. Para ilmuwan telah lama meneliti bagaimana
rangsangan gravitasi mengarahkan pertumbuhan akar. Setidaknya, tanggapan
oleh akar terhadap gravitasi melewati tiga proses berikut:
1.Penerimaan rangsangan: tumbuhan mengenali gravitasi.
2.Penyaluran pesan: tumbuhan meneruskan pesan tentang keberadaan dan arah gravitasi ini dan menanggapinya.
3.Tanggapan yang diberikan: rangsangan gravitasi ditanggapi dengan pemanjangan sel-sel dan pembentukannya menjadi jenis sel-sel tertentu atau pertumbuhan menjadi sel-sel tertentu yang menjadikan akar tumbuh berbelok ke arah tertentu.
2.Penyaluran pesan: tumbuhan meneruskan pesan tentang keberadaan dan arah gravitasi ini dan menanggapinya.
3.Tanggapan yang diberikan: rangsangan gravitasi ditanggapi dengan pemanjangan sel-sel dan pembentukannya menjadi jenis sel-sel tertentu atau pertumbuhan menjadi sel-sel tertentu yang menjadikan akar tumbuh berbelok ke arah tertentu.
Pada akar, penerimaan rangsangan
ini terjadi pada bagian ujung akar, yakni tudung akar (lihat gambar).
Sebagaimana tampak pada gambar, dari bagian bawah ke atas, akar memiliki
tudung akar, jaringan meristem atau daerah pembelahan sel (tempat
pembentukan sel-sel baru), daerah pemanjangan sel (di mana sel-sel
membesar dan memanjang hingga mencapai ukuran dan bentuk terakhirnya),
dan daerah pendewasaan (di mana sel-sel menyempurnakan bentuk dan
perannya, dan dinding sel mengalami pengerasan oleh zat lignin).
Berdasarkan penelitian yang ada hingga saat ini, di bagian akar tempat
sel-sel mengalami pemanjangan inilah tanggapan terhadap rangsangan gravitasi dilakukan oleh akar.
Seringkali kita saksikan, di saat biji
tumbuhan mengalami perkecambahan, tunas akar dapat tumbuh ke arah mana
saja, ke atas, ke samping, atau ke bawah. Akibat gravitropisme, tunas
akar ini lalu dengan cepat tumbuh dengan membengkokkan diri ke arah
tanah sesuai arah gravitasi, dan menembus tanah. Bagaimana pembengkokkan
ini terjadi? Akar melakukannya layaknya batang logam bimetal, yakni
sebatang logam yang tersusun atas dua batang logam jenis berbeda (dengan
sifat/tingkat pemuaian yang tidak sama terhadap panas) yang direkatkan
paralel. Ketika batang logam bimetal ini dipanaskan, maka akan terjadi
pembengkokkan akibat tingkat pemuaian (pemanjangan) yang berbeda, di
mana yang satu memuai lebih panjang dari yang lain. Sama halnya, sel-sel
akar di daerah pemanjangan mengalami pemanjangan dengan tingkat yang
berbeda di kedua sisinya. Sebagaimana diperlihatkan gambar, sel-sel akar
yang tumbuh mendatar merasakan rangsangan gravitasi ke arah bawah.
Rangsangan ini ditanggapi oleh tumbuhan dengan bekerjanya hormon
tertentu yang menghambat pertumbuhan sel-sel di bagian bawah (kuning)
sedangkan sel-sel di bagian atas (merah) tumbuh memanjang secara wajar.
Hasilnya adalah akar yang tumbuh menekuk ke arah tarikan gravitasi.
Gandum ruang angkasa
(A). Sel-sel akar yang tumbuh mendatar merasakan rangsangan gravitasi ke arah bawah. Rangsangan ini ditanggapi oleh tumbuhan dengan bekerjanya hormon tertentu yang menghambat pertumbuhan sel-sel di bagian bawah (kuning) sedangkan sel-sel di bagian atas (merah) tumbuh memanjang secara wajar. (B). Hasilnya adalah akar yang tumbuh menekuk ke arah tarikan gravitasi. |
Namun penjelasan di atas masih belum
menjawab pertanyaan bagaimana akar merasakan adanya perubahan arah
tarikan gravitasi bumi. Sejumlah teori telah dikemukakan, namun
pertanyaan ini belum dapat dijelaskan secara memuaskan oleh para ilmuwan
sejak lebih dari seabad yang lalu meskipun manusia telah mengerahkan
beragam cara dan peralatan canggih seperti laser, rekayasa genetika,
biokimia, bahkan pesawat ruang angkasa! Badan antariksa Amerika Serikat,
NASA, termasuk yang mendukung program penelitian di bidang ini.
(Sebelumnya, kosmonot Rusia pernah meneliti pertumbuhan tanaman gandum
di stasiun ruang angkasa MIR.) Untuk mengetahui lebih dalam tentang
gravitropisme pada akar tumbuhan, para ilmuwan telah membawa sejumlah
tumbuhan ke ruang angkasa di mana gravitasinya sangat kecil, atau hampir
tidak ada sama sekali. Mereka membandingkan perilaku akar tumbuhan yang
tumbuh dengan dan tanpa gravitasi (atau dengan mikrogravitasi, yakni
gaya gravitasi yang bernilai teramat kecil, misalnya 1/10000 gravitasi
bumi). Sejumlah pengetahuan penting telah diperoleh. Namun hal itu masih
saja belum mampu menjawab secara rinci di tingkat sel dan molekul
tentang bagaimana sel-sel akar mengindera, mengenali dan menanggapi
rangsangan gravitasi bumi.
Kajian tentang gravitropisme ini merupakan bagian dari cabang biologi baru yang disebut: Astrobiologyatau Space Biology,
yakni Biologi Ruang Angkasa. Pengkajian tumbuh-tumbuhan di ruang
angkasa akan memberikan pengetahuan penting yang diperlukan bagi
pengembangan sistem pendukung kehidupan manusia di ruang angkasa,
termasuk pertanian di ruang angkasa. Sistem ini diperlukan bagi misi
jangka panjang di ruang angkasa, mengingat fungsi penting tumbuhan dalam
daur oksigen, karbon dioksida, air, serta penyedia makanan bagi manusia
dan hewan.
Demikianlah, pergerakan akar tumbuhan ke
arah tanah tampaknya merupakan hal sederhana. Sedemikian sederhana
sehingga tak pernah terlintas dalam benak kita. Sebaliknya, para ilmuwan
masih tidak mampu memaham fenomena ini meski telah melakukan penelitian
selama lebih dari 100 tahun dengan bantuan peralatan secanggih pesawat
ruang angkasa. Ini merupakan bukti rumitnya cara-kerja pergerakan akar,
dan keterbatasan ilmu manusia dibanding kecerdasan sang Pencipta akar
tumbuhan. Dialah Allah, yang telah menciptakan tumbuhan dengan sangat
sempurna hingga bagiannya yang terkecil, termasuk proses pertumbuhan
akar menuju tanah melalui peristiwa gravitropisme. Hanya dengan
kesempurnaan akar inilah tumbuhan dapat melaksanakan perannya di bumi
untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. Manusia tak sepatutnya
merasa besar diri karena ilmunya yang dangkal. Sebaliknya hendaknya
mereka mengagungkan Allah dan bersyukur atas segala nikmatNya.
harun yahya
sumber : thoharianwar.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar
setelah baca, jangan lupa komentar ya.....