Banyak sekali mitos yang beredar tentang kolesterol. Padahal kurangnya
pemahaman yang benar dapat menyebabkan informasi yang salah seputar
kolesterol dan gejalanya. Apa saja mitos dan faktanya?
"Banyak
sekali mitos yang beredar tentang kolesterol. Harus ada pembetulan
untuk itu, biar orang juga tahu mana yang benar," ujar Dr H. Sutarto
Prodjo Disastro, Sp.S., spesialis penyakit saraf serta Ketua Bidang
Humas dan Penyuluhan Yayasan Stroke Indonesia, dalam acara konferensi
media 'Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol'
Oleh
karena itu, penting untuk dapat meluruskan mitos-mitos yang telah lama
beredar di masyarakat, agar gejala kolesterol dapat dihindari dengan
lebih cermat dan tepat dalam menyikapinya.
Berikut beberapa mitos dan fakta seputar kolesterol:
1. Mitos: Pada orang berkadar kolesterol tinggi, jika berolahraga, diet dan dalam keadaan fit, berarti kolesterol pasti baik
.
Fakta:
Selain olahraga dan diet, ada hal lain yang mempengaruhi kolesterol,
seperti berat badan, merokok, riwayat keluarga, umur dan jenis kelamin.
Agar kolesterol tetap terkontrol dibutuhkan pola hidup sehat (diet dan
olahraga), berhenti merokok dan juga kepatuhan minum obat (bagi yang
menderita kolesterol tinggi).
2. Mitos: Kadar kolesterol yang tinggi dan penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) hanya masalah pria.
Fakta:
Tidak benar. Walaupun di masa sebelum menopause wanita memproduksi
estrogen yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, namun perlu
dilihat juga faktor lain seperti hiperkolesterolemia (kolesterol
tinggi), hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, faktor keturunan
dan lainnya.
3. Mitos: Cukup dengan menghindari daging, santan, jeroan dan keju dalam makanan, maka kadar kolesterol pasti normal.
Fakta:
Belum tentu, karena 80 persen dari kolesterol darah dihasilkan dari
dalam tubuh sendiri (endogen). Bila metabolisme tubuh sudah memburuk,
maka dibutuhkan obat untuk mengendalikan kadar kolesterol secara terus
menerus (jangka panjang). Selain itu, dibutuhkan pula modifikasi gaya
hidup melalui diet dan olahraga.
4. Mitos: Kadar kolesterol yang tinggi hanya pada orang tua saja, yang proses metabolismenya sudah menurun.
Fakta:
Kolesterol tinggi tidak hanya diderita oleh orang tua saja, bahkan
usia anak-anak atau remaja pun bisa menderita hiperkolesterolemia.
Pembentukkan kerak atau plak (timbunan lemak) pada dinding pembuluh
darah pernah dijumpai pada usia anak-anak dan kejadiannya meningkat
seiring dengan pertambahan usia.
5. Mitos: Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya karena tidak menimbulkan gejala.
Fakta:
Meski tidak bergejala, kolesterol tinggi berbahaya karena dapat
mengubah dinding pembuluh darah dan memicu penyakit jantung koroner.
Sekitar 40 persen kematian mendadak akibat serangan jantung disebabkan
karena tingginya kadar kolesterol.
6. Mitos: Orang gemuk memiliki kadar kolesterol lebih tinggi ketimbang orang kurus.
Fakta:
Belum tentu, karena kadar kolesterol dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk apa yang dimakan, seberapa cepat tubuh memperoduksi dan
membuang kolesterol yang jahat (LDL atau Low Density Lipoprotein),
tingkat kesehatan dan kebiasaan makan.
7. Mitos: Tidak perlu risau jika dokter tidak komentar tentang kadar kolesterol Anda.
Fakta:
Karena tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan kolesterol sering tidak
dilakukan. Kesehatan Anda adalah tanggung jawan Anda sendiri. Pastikan
Anda secara rutin memeriksa kadar kolesterol, termasuk kolesterol LDL
(jahat), kolesterol HDL (baik
)
dan trigliserida. Untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah,
sebaiknya pemeriksaan di laboratorium secara berkala minimal setiap 6
bulan sekali.
8. Mitos: Tidak perlu konsumsi obat anti kolesterol lagi setelah kadar kolesterol normal.
Fakta:
Belum tentu, karena 80 persen kolesterol darah dihasilkan oleh tubuh
sendiri. Sehingga, jika metabolisme tubuh seseorang sudah memburuk,
dibutuhkan penggunaan obat jangka panjang (terus menerus) selain
modifikasi pola hidup dengan diet dan olahraga.
sumber : sourceflame.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
setelah baca, jangan lupa komentar ya.....