Agar
kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan
makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan tata
cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai
berikut:
1.
Di niat kan untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT, yaitu dengan makan
kita berharap tetap konsisten menjadi orang yang takwa. Makan tidak
saja dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan
kenikmatan dunia semata, tetapi juga sebagai sarana ibadah. Dengan niat
ibadah itu berarti kita bisa mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan
membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan
Allah kepada kita (qana’ah). Anjuran niat ini sesuai dengan hadis Nabi : “ Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan”. (HR. Bukhari)
2.
Tidak berlebihan (isyraf) dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya.
Berlebihan merupakan budaya yang tidak disukai Allah. Sebagaimana yang
disinggung dalam Alquran, yang artinya:
“ Dan Janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“(QS. Al-An’am/6:141)
Dan
Mubazir adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam islam, bahkan
diidentikkan sebagai saudara setan. Sebagaimana firman Allah yang
Artinya : Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. (QS: Al-Isra/17:26-27)
Kalau
kita dilarang berlebihan, maka seharusnya pula kita makan dan minum
menurut kadar cukup. Rasulullah mengisyaratkan dalam sebuah sabdanya: ‘’
Tidak ada suatu tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap makanan
saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Tetapi bila ia terpaksa
melakukannya, maka hendaklah sepertiga ( dari perutnya itu) diisi
dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan sepertiganya lagi
dengan nafasnya (udara, dikosongkan)” (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
Batasan
yang diajarkan oleh Rasul ini menekankan pentingnya seorang muslim agar
memperhatikan orang di sekitarnya, artinya kita harus memahami realitas
sosial yang ada di lingkungan kita, agar tidak terjadi kecemburuan
sosial. Dalam sebuah sabda lain Rasul mengancam kepada seorang yang
hanya mementingkan dirinya sendiri dalam masalah makanan sebagai orang
yang bukan golongannya, yaitu:“barangsiapa makan sampai kenyang, sementara tetangganya merintih kelaparan, maka ia bukan termasuk golonganku”.
3. Memulainya dengan membaca “basmalah” serta
doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling
minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut
makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya. Lantas
apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
Dan
dari Jabir berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah”
ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada
temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu
disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka
setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika
waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat
bermalam dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Jika
lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah
SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a,
sebagai berikut: “Bila salah
seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun
bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa
akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)
4.
Tidak boleh mencela makanan. Apa pun yang dihidangkan di depan mata
kita, makanan merupakan rezeki dari Allah. Dari Abu Hurairah, ia
berkata: ”Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak suka ditinggalkannya”.(HR Bukhari dan Muslim)
5.
Menggunakan tangan kanan, tidak dengan tangan kiri. Karena, makan dan
minum dengan tangan kiri merupakan cermin dari perbuatan setan yang
harus dihindari oleh setiap mukmin yang memiliki komitmen kepada Ilahi,
hal ini seiring dengan maksud sebuah hadis: “Apabila
seseorang dari kamu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan
kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanan.
Karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya’. (HR. Imam Muslim)
Allah SWT menghubungkan dengan perilaku makan dengan larangan mengikuti setan secara tegas dalam ayat Al Qur’an yang Artinya : “Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”.(QS:2:168)
Pengertian
langkah langkah setan yang dimaksud ayat ini antara lain adalah
mengkonsumsi makanan yang tidak halal dan dengan menggunakan tangan
kiri.
6. Sambil duduk, dan tidak berdiri. Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari
Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW
telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya
kepada Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan
dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
7.
Jika makan bersama sama, ambillah dari yang dekat dekat saja, sejauh
yang dapat di jangkau oleh tangan. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut: Dari
Umar bin Abi Salamah berkata, ketika saya masih kecil di bawah asuhan
Rasulullah SAW, aku bisa menjulurkan tanganku ke tempat makanan, maka
Rasulullah SAW bersabda: “Wahai ananda, ucapkanlah ‘bismillah’, dan
makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat
kepadamu”. (HR.Muslim)
Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya
termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila
kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
8.
Tenang, perlahan dan tidak terburu buru. Jangan bersikap rakus sehingga
tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau
minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah
kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi
minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika
kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
9.
Mengambil secukupnya sehingga dapat di konsumsi habis, jangan tersisa
sedikit pun, walau hanya berupa sebutir nasi yang menempel di jari
tangan umpamanya, karena hal itu menjadi bentuk pemubaziran yang
dilarang. Dari Jabir katanya,
Rasulullah SAW menyuruh membersihkan sisa makanan yang di piring maupun
yang di jari seraya bersabda: “Sesungguhnya kalian tiada mengetahui di
bagian manakah makananmu yang mengandung berkah”.(HR. Muslim)
10. Haram menggunakan perabotan dari emas dan perak. Rasul pernah melarangnya dengan sabdanya: “Dari
Hudzaifah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang kami minum
dan makan dengan perkakas dari emas dan perak. Beliau juga melarang
kami (kaum lelaki) berpakaian sutera dan yang dibordir dengan benang
sutera dengan sabdanya: “Itu adalah untuk kaum musyrikin didunia dan
untuk kalian (nanti, insya Allah) di akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
11.
Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa sebagai ungkapan syukur kepada
Allah atas rezeki yang telah dikaruniakan, sehingga badan menjadi
sehat, dan dapat melakukan ibadah ibadah lainnya yang telah Allah
amanah kan.
Doa singkat yang kita baca sebagaimana Rasulullah sabda kan: “Alhamdulillaahilladzi att’amanaa wasaqaanaa waja’alana minal muslimiin” yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, serta menjadikan kami sebagai orang muslim”(HR. Imam Ahmad)
Demikian
beberapa panduan , tata caradan budaya makan dan minum yang dicontohkan
dan diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Totalitas ketaatan dan kepatuhan
terhadap ajaran yang disandarkan pada prinsip wahyu akan sangat
berpengaruh terhadap kesejahteraan di dunia dan keindahan diakhirat
kelak.. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian, dan
menjadi amalan yang baik bagi kita semua, Amin Ya Rabbal alamin.
sumber : sourceflame.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
setelah baca, jangan lupa komentar ya.....