Quote:
Mungkin, di antara kita para orangtua, masih ada yang menganggap bahwa belajar menggambar untuk anak-anak adalah sebuah kegiatan khusus bagi mereka yang berminat pada seni lukis, atau yang secara umum dikatakan bahwa ia ‘berbakat’. Dewasa ini banyak orangtua yang mengikutkan anak-anaknya pada kursus atau ekskul menggambar. Beberapa dari para orangtua mempunyai pandangan bahwa keterampilan menggambar dapat berguna di kemudian hari bagi karier putra-putri mereka. Misalnya, berkarier di dunia desain. Alasan seperti ini cukup tepat dan baik. Ada pula orangtua yang ingin keterampilan anak mereka berkembang ke arah perkembangan mental, yaitu dengan mengikutsertakan anak pada perlombaan-perlombaan guna menguji keberanian dan semangat berkompetisi, syukur-syukur menang. Hal ini pun tidak buruk. Namun sebaiknya janganlah menjadi ambisi orangtua semata. Kalau kita amati, ketika seorang anak belajar menggambar ternyata banyak latihan-latihan yang dapat mendukung perkembangan mereka, selain keterampilan ada pula manfaatnya bagi perkembangan emosi mereka. Sekarang marilah kita bahas lebih mendalam mengenai manfaat-manfaat dari belajar menggambar dan hubungannya dengan perkembangan seorang anak, baik dari segi keterampilan dan perkembangan emosi. Empat aspek belajar menggambar Ketika seorang anak belajar menggambar, akan terjadi sebuah aktivitas atau sebuah proses pembelajaran yang mencakup indera penglihatan, pikiran, mental dan fisik anak tersebut. Masing-masing proses itu berhubungan dengan perkembangan keterampilan dan mentalnya. Untuk memperjelas, proses tersebut dibagi menjadi empat aspek, yaitu: 1. Aspek visual, yaitu kemampuan visual anak yang berkembang ketika mereka berlatih menggambar dengan seorang pembimbing. Aspek ini meliputi: * Kemampuan merekam Ketika seorang anak belajar menggambar, kemampuan pertama yang dilatih adalah kemampuan visualnya, yaitu kemampuan seorang anak untuk merekam sebuah obyek/bentuk yang dilihat. Seorang anak yang menggambar dari hasil ingatan penglihatan dia adalah ciri-ciri anak yang cerdas. Ia akan berkembang menjadi anak yang mampu memvisualkan sebuah ide, mengungkapkannya dalam bentuk gambar. * Kemampuan membedakan bentuk, jarak dan proporsi Dalam belajar menggambar seorang belajar membedakan sebuah bentuk dan melihat obyek-obyek dengan ukuran berbeda hal ini berkaitan dengan jauh-dekatnya obyek-obyek tersebut dalam pandangan. Selanjutnya, mereka akan dilatih melihat sebuah obyek secara proporsional bentuk dan ruang. * Kepekaan terhadap warna Dalam belajar menggambar seorang anak juga akan berkenalan dengan warna-warna beserta teknik-teknik pewarnaannya. Dengan latihan mengenal warna seorang anak akan belajar terbiasa dengan penampilan yang selalu berwarna, hal ini berpengaruh pada selera terhadap keindahan-keindahan. Serta mereka akan belajar tentang hamonisasi. 2. Aspek pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang teknik-teknik menggambar. Dalam belajar menggambar, seorang anak akan diperkenalkan pada teknik-teknik menggambar. Teknik-teknik dalam menggambar adalah pengetahuan yang diperlihatkan kepada anak. Pelatih mengajak dan melatih teknik ini sehingga anak tersebut menjadi terampil menerapkan pengetahuannya ketika bekerja. 3. Aspek mental, yaitu kemampuan untuk mengelola berbagai perasaan dan keinginan yang ada dalam dirinya demi mencapai tujuan tertentu. Aspek Mental yang berkembang dalam latihan menggambar meliputi: * Konsentrasi Seorang anak yang belajar menggambar akan terasah konsentrasinya secara alami. Ketika ia sedang mewarnai misalnya, ia akan berusaha mewarnai sudut-sudut gambar dengan tekun. Ia pun akan termotivasi untuk menyelesaikan lukisannya dengan hasil yang baik. Konsentrasi adalah proses pemusatan perhatian pada satu obyek atau satu pekerjaan. Konsentrasi akan membantu seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan hasil yang maksimal. Hal ini sangatlah baik bagi kehidupan. Lihatlah bangunan-bangunan yang megah berdiri, tentulah dirancang dan dibangun melalui konsentrasi. Secara mental, seseorang yang mempunyai daya konsentrasi baik juga akan merasa lebih tenang. Ini adalah manfaat positif dari latihan konsentrasi. * Kesabaran dan daya tahan Kesabaran adalah kekuatan mental yang baik. Tentu yang dimaksud dengan sabar di sini bukanlah diam menunggu. Seseorang dapat dikatakan sebagai orang sabar, bila mempunyai ciri sikap yang tidak mudah menyerah, mau mencoba dan jika gagal ia akan mau mencoba lagi dan terus mencoba (gigih). Namun, janganlah dilupakan bahwa salah satu faktor kesabaran adalah konsentrasi. Kesabaran seorang anak dilatih melalui latihan konsentrasi. Juga ketika ia berusaha untuk menggambar dengan sebaik-baiknya, bukan asal jadi. Kesabaran juga dilatih ketika mereka menerima hasil yang tidak memuaskan, namun pelatih memberi dorongan untuk mencoba lagi. Kesabaran di sini lebih condong kepada sikap tabah. Daya tahan adalah semacam kekuatan mental (ulet), tahan bekerja lama, tidak mudah mengeluh dan (termasuk) semangat atau antusiasme. Walau salah satu faktor daya tahan seorang anak adalah faktor fisik atau asupan gizi, tapi daya tahan dapat dilatih atau dibiasakan. Kita semua mungkin setuju jika anak-anak walaupun masih kecil harus mulai diasah daya tahannya. Bahkan anak-anak yang sedang bermain seperti berlari atau melompat, bermain bola atau bermain yang lain mereka juga tentu memerlukan daya tahan. 4. Aspek motorik, yaitu kecepatan, kelenturan dan kekuatan Ketika berlatih menggambar, motorik seorang anak yang berkembang adalah gerak otot, khususnya otot-otot halus anak yang berada di sekitar pergelangan tangan serta jari-jari. Aspek fisik ini berpengaruh terhadap mental dan keterampilan anak dalam menggambar. Semakin anak terampil ia akan semakin percaya diri. Aspek-aspek dalam menggambar ini ternyata merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Tentulah kita sebagai orangtua menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang cemerlang sehingga kelak menjadi orang yang berhasil dan berguna. Seorang anak akan merasa senang jika ia dapat menciptakan buah karyanya sendiri, apalagi bila didukung oleh sikap orangtuanya. Kepercayaan dirinya akan turut tumbuh. Jika kita sebagai orangtua sudah memberi arahan yang benar pada putra-putri Anda, maka Anda tak perlu lagi khawatir bila kelak anak Anda ingin menjadi seorang “seniman”. Tips merangsang imajinasi anak Kunci untuk merangsang anak untuk mau belajar menggambar adalah komunikasi. Contoh, jika kita bepergian dengan anak ke suatu tempat, misalnya ke pasar, mall, restoran, supermarket, rekreasi ke tempat wisata, atau mungkin melintas di jalan tol, ajaklah anak untuk memperhatikan sesuatu. Jika kita berada di supermarket, ajaklah anak untuk memperhatikan bentuk-bentuk rak, display barang-barang atau trolley. Atau, ajaklah mereka untuk memperhatikan orang yang antri di kasir. Jika kita berada di pasar, ajaklah mereka untuk memperhatikan kesibukan-kesibukan orang-orang yang berjual-beli. Dalam hal visual, misalnya kita sedang berada di dalam kendaraan yang melaju di jalan tol, ajaklah anak untuk melihat jalan yang menyempit karena menjauh. Lihat pula benda-benda yang semakin menjauh akan semakin kecil, pohon-pohon dan mobil akan semakin mengecil karena semakin jauh dari kita. Hal ini melatih visual anak secara perspektif. Di lain tempat seperti wisata ke pantai, ajaklah mereka memperhatikan bentuk pohon kelapa, perahu dan sebagainya. Atau kalau kita di pegunungan ajaklah untuk memperhatikan bentuk pohon cemara, gunung atau bukit dan sebagainya. Memang kita bisa melakukan itu sambil menonton bersama mereka di depan televisi, hal itu pun boleh dilakukan. Namun, sesuatu yang akan lebih kuat berkesan dalam ingatan adalah melalui pengalaman langsung yang nyata. Saya percaya kita dapat melakukannya dengan mudah. Selamat mencoba. |
0 komentar:
Posting Komentar
setelah baca, jangan lupa komentar ya.....